SuratAs Saffat Ayat 1 10. Surah As-Saffat Ayat 1-5; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an - Pecihitam.org. SURAH AS SAFFAT 1 10 - YouTube. Khasiat Surat As Saffat Ayat 1 10. Surat As-Saffat Arab, Latin, dan Terjemahan Arti (AL-QURAN ONLINE) Surat Ash-Shaffat: Pokok Kandungan, Keutamaan dan Manfaat - Abu Syuja. ODOA - QS As Shoffat 7 - YouTube أَمْ خَلَقْنَا ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ إِنَٰثًا وَهُمْ شَٰهِدُونَ Arab-Latin Am khalaqnal-malā`ikata ināṡaw wa hum syāhidụnArtinya Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikannya? As-Saffat 149 ✵ As-Saffat 151 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Menarik Terkait Surat As-Saffat Ayat 150 Paragraf di atas merupakan Surat As-Saffat Ayat 150 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam kandungan menarik dari ayat ini. Didapati aneka ragam penjabaran dari banyak ahli tafsir berkaitan makna surat As-Saffat ayat 150, di antaranya seperti terlampir📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabiatanyakanlah kepada mereka “apakah Kami menciptakan para malaikat sebagai perempuan-perempuan dan mereka hadir saat itu?📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram150. Bagaimana mereka berani berkata bahwa malaikat adalah anak-anak perempuan Allah sementara mereka tidak menyaksikan penciptaan mereka dan tidak menghadirinya?📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah150. Dan tanyakanlah kepada mereka; apakah Kami menciptakan para malaikat berjenis kelamin perempuan, dan mereka menyaksikan proses penciptaan mereka sehingga mereka dapat mengetahui hakikat para malaikat itu?Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah150. أَمْ خَلَقْنَا الْمَلٰٓئِكَةَ إِنٰثًا وَهُمْ شٰهِدُونَ atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikannya? Kemudian Allah berpindah dari pertanyaan pertama menuju pertanyaan yang lebih menusuk, yaitu bagaimana mereka menganggap para malaikat itu perempuan padahal mereka belum pernah melihat penciptaan malaikat? Padahal menganggap para malaikat itu adalah perempuan adalah hal yang tidak dapat dijangkau oleh akal sehingga mereka dapat merujukkannya kepada akal mereka.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah150. Atau bagaimana bisa mereka menganggap malaikat itu perempuan, sedangkan mereka tidak hadir saat kami menciptakan malaikat bagi mereka? Syahidun maknanya adalah mereka hadir. Maknanya yang demikian itu tidak mungkin diketahui kecuali hanya dengan melihatnya.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahAtau Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan, sedangkan mereka menyaksikanMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H150. Allah berfirman dalam menjelaskan kedustaan mereka, “Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan,” penciptaan mereka. Artinya, kenyataannya tidak demikian, karena mereka sesungguhnya sama sekali tidak menyaksikan penciptaan para malaikat. Maka hal ini membuktikan bahwa mereka mengatakan perkataan tersebut tanpa landasan ilmu, melainkan perbuatan mengada-ada terhadap Allah.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat As-Saffat ayat 150 149-153. Allah memerintahkan Nabi-Nya ﷺ agar bertanya kepada mereka orang-orang kafir Sejak kapan Allah memiliki anak perempuan sedangkan mereka menjadikan anak-anak laki-laki nisbat pada diri mereka? Karena sebab pertanyaan tersebut mereka berkata Sesungguhnya para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah. Kemudian Nabi Allah perintahkan untuk bertanya kepada mereka Apakah mereka pada saat diciptakannya para malaikat, mereka semua hadir ?. Kemudian Allah menjelaskan bahwa mereka adalah pembohong atas klaim-klaim mereka bahwa Allah memiliki anak. Ketauilah bahwa mereka semua adalah pembohong. Kemudian Nabi ﷺ diperintahkan untuk bertanya kepada mereka Apakah Allah lebih memilih anak-anak perempuan dibandingkan anak-anak laki-laki ?! Darimana kalian tahu akan hal itu wahai orang-orang yang menyekutukan Allah?!.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, bahkan tidak demikian. Mereka sendiri juga tidak menyaksikan penciptaan malaikat, oleh karena itu ucapan mereka menunjukkan bahwa mereka berkata-kata tanpa ilmu, bahkan berdusta atas nama dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat As-Saffat Ayat 150149-150. Kisah para nabi ini menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya. Mereka, seperti halnya nabi Muhammad, diutus untuk menyampaikan risalah tauhid kepada umatnya, mengajak mereka untuk mengesakan Allah dan menyucikan Allah dari hal-hal yang tidak patut. Maka tanyakanlah, wahai nabi Muhammad, kepada mereka yang ingkar dari umatmu, apakah mereka menisbatkan anak-anak perempuan itu untuk tuhanmu sedangkan untuk mereka sendiri mereka memilih anak-anak laki-laki' atau tanyakanlah kepada mereka apakah kami menciptakan malaikat-malaikat sebagai hamba Allah berupa makhluk berjenis kelamin perempuan, sedangkan mereka menyaksikan hal itu' sungguh, mere-ka akan diminta pertanggungjawaban di akhirat atas tuduhan mereka itu lihat pula surah az-zukhruf/43 19. 151-153. Wahai nabi Muhammad, ingatlah sesungguhnya di antara kebo-hongannya yang lain adalah bahwa mereka benar-benar mengatakan, 'Allah mempunyai anak. ' mahasuci Allah. Tiada sekutu bagi-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta karena tuduhan mereka tidak berdasar sama sekali. Apakah untuk diri-Nya sendiri dia lebih memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki' mereka menuduh para malaikat sebagai anak-anak perempuan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah bermacam penafsiran dari kalangan ulama mengenai isi dan arti surat As-Saffat ayat 150 arab-latin dan artinya, semoga berfaidah bagi kita semua. Dukung usaha kami dengan mencantumkan backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Bacaan Banyak Dikunjungi Kami memiliki berbagai halaman yang banyak dikunjungi, seperti surat/ayat Ali Imran 31, Al-Isra 27, Al-Bayyinah 5, Ali Imran 14, Al-Hujurat 6, Al-A’raf 26. Juga Yunus, Ad-Dhuha 3, Yunus 40, Bersyukur, Al-Ankabut 57, Luqman. Ali Imran 31Al-Isra 27Al-Bayyinah 5Ali Imran 14Al-Hujurat 6Al-A’raf 26YunusAd-Dhuha 3Yunus 40BersyukurAl-Ankabut 57Luqman Pencarian surat al a'raf 180, tuliskan arti surah fatir ayat 24, asy syura 30, surat al hadid ayat 24, at taubah ayat 107 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah fastaftihima hum asyaddu khalqan am man khalaqnā, innā khalaqnāhum min ṭīnil lāzib Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah), "Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. 12 بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُوْنَ ۖ bal 'ajibta wa yaskharụn 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID oiO6tXA2dYb3kyztKma6OabeVO6BaiLVRSACYoLW0aD_z_FFsm-msw== TRIBUNSUMSELCOM, PALEMBANG - Surat As-Saffat Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Artinya, Sebagai Pembawa Syafaat di Hari Akhir. "Hari baik yang paling baik ketika terbitnya matahari adalah hari
وَالصّٰۤفّٰتِ صَفًّاۙ Waṣ-ṣāffāti ṣaffān. Demi rombongan malaikat yang berbaris bersaf-saf, untuk beribadah kepada Allah, فَالزّٰجِرٰتِ زَجْرًاۙ Faz-zājirāti zajrān. demi rombongan malaikat yang mencegah segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, فَالتّٰلِيٰتِ ذِكْرًاۙ Fat-tāliyāti żikrān. demi rombongan malaikat yang membacakan peringatan, اِنَّ اِلٰهَكُمْ لَوَاحِدٌۗ Inna ilāhakum lawāḥidun. sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ الْمَشَارِقِۗ Rabbus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā wa rabbul-masyāriqi. Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbitnya matahari. اِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاۤءَ الدُّنْيَا بِزِيْنَةِ ِۨالْكَوَاكِبِۙ Innā zayyannas-samā'ad-dun-yā bizīnatinil-kawākibi. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia yang terdekat dengan hiasan berupa bintang-bintang. وَحِفْظًا مِّنْ كُلِّ شَيْطٰنٍ مَّارِدٍۚ Wa ḥifẓam min kulli syaiṭānim māridin. Kami telah menjaganya dengan penjagaan yang sempurna dari setiap setan yang durhaka. لَا يَسَّمَّعُوْنَ اِلَى الْمَلَاِ الْاَعْلٰى وَيُقْذَفُوْنَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍۖ Lā yassammāūna ilal-mala'il-alā wa yuqżafūna min kulli jānibin. Mereka setan-setan tidak dapat mendengar percakapan para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru دُحُوْرًا وَّلَهُمْ عَذَابٌ وَّاصِبٌ Duḥūraw wa lahum ażābuw wāṣibun. untuk mengusir mereka. Bagi mereka azab yang kekal di akhirat, اِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَاَتْبَعَهٗ شِهَابٌ ثَاقِبٌ Illā man khaṭifal-khaṭfata fa'atbaahū syihābun ṡāqibun. kecuali setan yang menyambar pembicaraan dengan sekali sambar; maka ia dikejar oleh bintang yang menyala. فَاسْتَفْتِهِمْ اَهُمْ اَشَدُّ خَلْقًا اَمْ مَّنْ خَلَقْنَا ۗاِنَّا خَلَقْنٰهُمْ مِّنْ طِيْنٍ لَّازِبٍ Fastaftihim ahum asyaddu khalqan am man khalaqnā, innā khalaqnāhum min ṭīnil lāzibin. Maka, tanyakanlah kepada mereka musyrik Makkah, “Apakah mereka manusia lebih sulit penciptaannya ataukah selainnya langit, bumi, dan lainnya yang telah Kami ciptakan?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan bapak mereka Adam dari tanah liat. بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُوْنَ ۖ Bal ajibta wa yaskharūna. Bahkan, engkau Nabi Muhammad menjadi heran terhadap keingkaran mereka dan mereka selalu menghinamu. وَاِذَا ذُكِّرُوْا لَا يَذْكُرُوْنَ ۖ Wa iżā żukkirū lā yażkurūna. Apabila diberi peringatan, mereka tidak mengingat mengindahkannya. وَاِذَا رَاَوْا اٰيَةً يَّسْتَسْخِرُوْنَۖ Wa iżā ra'au āyatay yastaskhirūna. Apabila melihat suatu tanda kebesaran Allah atau kebenaran Nabi Muhammad, mereka sangat menghina. وَقَالُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ ۚ Wa qālū in hāżā illā siḥrum mubīnun. Mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata. ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَۙ A'iżā mitnā wa kunnā turābaw wa iẓāman a'innā lamabūṡūna. Apabila kami telah mati, lalu menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan? اَوَاٰبَاۤؤُنَا الْاَوَّلُوْنَۗ Awa ābā'unal-awwalūna. Apakah nenek moyang kami yang terdahulu akan dibangkitkan pula?” قُلْ نَعَمْ وَاَنْتُمْ دٰخِرُوْنَۚ Qul naam wa antum dākhirūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Ya kamu akan dibangkitkan dan kamu akan terhina.” فَاِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَّاحِدَةٌ فَاِذَا هُمْ يَنْظُرُوْنَ Fa'innamā hiya zajratuw wāḥidatun fa'iżā hum yanẓurūna. Sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan tiupan sangkakala kedua. Maka, seketika itu mereka bangun dari kematiannya melihat apa yang terjadi. وَقَالُوْا يٰوَيْلَنَا هٰذَا يَوْمُ الدِّيْنِ Wa qālū yā wailanā hāżā yaumud-dīni. Mereka berkata, “Alangkah celaka kami! Kiranya inilah hari Pembalasan itu.” هٰذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَ ࣖ Hāżā yaumul-faṣlil-lażī kuntum bihī tukażżibūna. Inilah hari keputusan yang dahulu selalu kamu dustakan. اُحْشُرُوا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا وَاَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوْا يَعْبُدُوْنَ ۙ Uḥsyurul-lażīna ẓalamū wa azwājahum wa mā kānū yabudūna. Lalu, diperintahkan kepada para malaikat, “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَاهْدُوْهُمْ اِلٰى صِرَاطِ الْجَحِيْمِ Min dūnillāhi fahdūhum ilā ṣirāṭil-jaḥīmi. selain Allah. Lalu, tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka Jahim. وَقِفُوْهُمْ اِنَّهُمْ مَّسْـُٔوْلُوْنَ ۙ Waqifūhum innahum mas'ūlūna. Tahanlah mereka di tempat perhentian. Sesungguhnya mereka akan ditanya tentang keyakinan dan perilaku mereka.” مَا لَكُمْ لَا تَنَاصَرُوْنَ Mā lakum lā tanāṣarūna. Mereka lalu dikecam, “Mengapa kamu tidak tolong-menolong sebagaimana kamu di dunia?” بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُوْنَ Bal humul-yauma mustaslimūna. Bahkan, mereka pada hari itu menyerah kepada putusan Allah. وَاَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ يَّتَسَاۤءَلُوْنَ Wa aqbala baḍuhum alā baḍiy yatasā'alūna. Sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling bertanya berbantah-bantahan. قَالُوْٓا اِنَّكُمْ كُنْتُمْ تَأْتُوْنَنَا عَنِ الْيَمِيْنِ Qālū innakum kuntum ta'tūnanā anil-yamīni. Pengikut mereka berkata kepada pemimpinnya, “Sesungguhnya kamulah yang dahulu selalu mendatangi kami dari arah kanan untuk menghalangi kami dari kebajikan.” قَالُوْا بَلْ لَّمْ تَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَۚ Qālū bal lam takūnū mu'minīna. Pemimpin mereka menjawab, “Tidak, bahkan kamulah yang tidak mau menjadi orang mukmin. وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍۚ بَلْ كُنْتُمْ قَوْمًا طٰغِيْنَ Wa mā kāna lanā alaikum min sulṭānin, bal kuntum qauman ṭāgīna. Sebenarnya, kami sedikit pun tidak berkuasa terhadapmu untuk menghalang-halangimu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas. فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَآ ۖاِنَّا لَذَاۤىِٕقُوْنَ Fa ḥaqqa alainā qaulu rabbinā, innā lażā'iqūna. Maka, putusan azab Tuhan akan benar-benar menimpa kita. Pasti kita akan merasakan azab itu. فَاَغْوَيْنٰكُمْ اِنَّا كُنَّا غٰوِيْنَ Fa agwainākum innā kunnā gāwīna. Kami mengakui telah menyesatkan kamu. Sesungguhnya kami sendiri orang-orang yang sesat.” فَاِنَّهُمْ يَوْمَىِٕذٍ فِى الْعَذَابِ مُشْتَرِكُوْنَ Fa innahum yauma'iżin fil-ażābi musytarikūna. Sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama merasakan azab. اِنَّا كَذٰلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِيْنَ Innā każālika nafalu bil-mujrimīna. Sesungguhnya demikianlah Kami memperlakukan orang-orang yang berbuat dosa. اِنَّهُمْ كَانُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ يَسْتَكْبِرُوْنَ ۙ Innahum kānū iżā qīla lahum lā ilāha illallāhu yastakbirūna. Sesungguhnya dahulu apabila dikatakan kepada mereka, “Lā ilāha illallāh” Tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, mereka menyombongkan diri. وَيَقُوْلُوْنَ اَىِٕنَّا لَتَارِكُوْٓا اٰلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُوْنٍ ۗ Wa yaqūlūna a'innā latārikū ālihatinā lisyāirim majnūnin. Mereka berkata, “Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami karena seorang penyair gila?” بَلْ جَاۤءَ بِالْحَقِّ وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِيْنَ Bal jā'a bil-ḥaqqi wa ṣaddaqal-mursalīna. Padahal dia Nabi Muhammad datang dengan membawa kebenaran dan membenarkan para rasul sebelumnya. اِنَّكُمْ لَذَاۤىِٕقُوا الْعَذَابِ الْاَلِيْمِ ۚ Innakum lażā'iqul-ażābil-alīmi. Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. وَمَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۙ Wa mā tujzauna illā mā kuntum tamalūna. Kamu tidak diberi balasan, kecuali terhadap apa yang telah kamu kerjakan. اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَ Illā ibādallāhil-mukhlaṣīna. Akan tetapi, hamba-hamba Allah yang terpilih karena keikhlasannya, اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَّعْلُوْمٌۙ Ulā'ika lahum rizqum malūmun. mereka itu memperoleh rezeki yang sudah ditentukan, فَوَاكِهُ ۚوَهُمْ مُّكْرَمُوْنَۙ Fawākihu wa hum mukramūna. yaitu buah-buahan. Mereka adalah orang-orang yang dimuliakan فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِۙ Fī jannātin naīmi. di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan. عَلٰى سُرُرٍ مُّتَقٰبِلِيْنَ Alā sururim mutaqābilīna. Mereka duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۢ ۙ Yuṭāfu alaihim bika'sim mim maīnin. Kepada mereka diedarkan gelas yang berisi minuman dari mata air surga. بَيْضَاۤءَ لَذَّةٍ لِّلشّٰرِبِيْنَۚ Baiḍā'a lażżatil lisy-syāribīna. Warnanya putih bersih dan lezat rasanya bagi orang-orang yang meminum-nya. لَا فِيْهَا غَوْلٌ وَّلَا هُمْ عَنْهَا يُنْزَفُوْنَ Lā fīhā gauluw wa lā hum anhā yunzafūna. Tidak ada di dalamnya unsur yang membahayakan dan mereka tidak mabuk karenanya. وَعِنْدَهُمْ قٰصِرٰتُ الطَّرْفِ عِيْنٌ ۙ Wa indahum qāṣirātuṭ-ṭarfi īnun. Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang bermata indah dan membatasi pandangannya dari selain pasangan mereka. كَاَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَّكْنُوْنٌ Ka'annahum baiḍum maknūnun. Warna kulit mereka seperti warna telur yang tersimpan dengan baik. فَاَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ يَّتَسَاۤءَلُوْنَ Fa'aqbala baḍuhum alā baḍiy yatasā'alūna. Mereka berhadap-hadapan satu sama lain sambil bercakap-cakap. قَالَ قَاۤىِٕلٌ مِّنْهُمْ اِنِّيْ كَانَ لِيْ قَرِيْنٌۙ Qāla qā'ilum minhum innī kāna lī qarīnun. Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya aku dahulu di dunia pernah mempunyai seorang teman يَّقُوْلُ اَءِنَّكَ لَمِنَ الْمُصَدِّقِيْنَ Yaqūlu a'innaka laminal-muṣaddiqīna. yang berkata, Apakah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang membenarkan hari Kebangkitan? ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَدِيْنُوْنَ A'iżā mitnā wa kunnā turāban a'innā lamadīnūna. Apabila kami telah mati lalu menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan untuk diberi balasan?’” قَالَ هَلْ اَنْتُمْ مُّطَّلِعُوْنَ Qāla hal antum muṭṭaliūna. Dia berkata, “Maukah kamu menengok temanku itu?” فَاطَّلَعَ فَرَاٰهُ فِيْ سَوَاۤءِ الْجَحِيْمِ Faṭṭalaa fa ra'āhu fī sawā'il-jaḥīmi. Maka, dia menengoknya. Lalu, dia melihat teman-nya itu di tengah-tengah neraka Jahim. قَالَ تَاللّٰهِ اِنْ كِدْتَّ لَتُرْدِيْنِ ۙ Qāla tallāhi in kitta laturdīni. Dia berkata, “Demi Allah, engkau hampir saja mencelakakanku. وَلَوْلَا نِعْمَةُ رَبِّيْ لَكُنْتُ مِنَ الْمُحْضَرِيْنَ Wa lau lā nimatu rabbī lakuntu minal-muḥḍarīna. Sekiranya bukan karena nikmat Tuhanku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret ke neraka. اَفَمَا نَحْنُ بِمَيِّتِيْنَۙ Afamā naḥnu bimayyitīna. Apakah kita tidak akan mati, اِلَّا مَوْتَتَنَا الْاُوْلٰى وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ Illā mautatunal-ūlā wa mā naḥnu bimuażżabīna. kecuali kematian kita yang pertama saja di dunia dan kita tidak akan diazab di akhirat ini?” اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ Inna hāżā lahuwal-fauzul-aẓīmu. Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang agung. لِمِثْلِ هٰذَا فَلْيَعْمَلِ الْعٰمِلُوْنَ Limiṡli hāżā falyamalil-āmilūna. Untuk kemenangan seperti ini, hendaklah beramal di dunia orang-orang yang mampu beramal. اَذٰلِكَ خَيْرٌ نُّزُلًا اَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّوْمِ Ażālika khairun nuzulan am syajaratuz-zaqqūmi. Apakah makanan surga itu hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqum? اِنَّا جَعَلْنٰهَا فِتْنَةً لِّلظّٰلِمِيْنَ Innā jaalnāhā fitnatal liẓ-ẓālimīna. Sesungguhnya Kami menjadikannya pohon zaqum itu sebagai azab bagi orang-orang zalim. اِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِيْٓ اَصْلِ الْجَحِيْمِۙ Innahā syajaratun takhruju fī aṣlil-jaḥīmi. Sesungguhnya itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim. طَلْعُهَا كَاَنَّهٗ رُءُوْسُ الشَّيٰطِيْنِ Ṭaluhā ka'annahū ru'ūsusy-syayāṭīni. Mayangnya seperti kepala-kepala setan. فَاِنَّهُمْ لَاٰكِلُوْنَ مِنْهَا فَمَالِـُٔوْنَ مِنْهَا الْبُطُوْنَۗ Fa innahum la'ākilūna minhā fa māli'ūna minhal-buṭūna. Sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian darinya buah pohon itu dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya zaqum. ثُمَّ اِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِّنْ حَمِيْمٍۚ Ṡumma inna lahum alaihā lasyaubam min ḥamīmin. Setelah makan buah zaqum, sesungguhnya bagi mereka minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas. ثُمَّ اِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَاِلَى الْجَحِيْمِ Ṡumma inna marjiahum la'ilal-jaḥīmi. Kemudian, tempat kembali mereka pasti ke neraka Jahim. اِنَّهُمْ اَلْفَوْا اٰبَاۤءَهُمْ ضَاۤلِّيْنَۙ Innahum alfau ābā'ahum ḍāllīna. Sesungguhnya mereka mendapati nenek moyang mereka dalam keadaan sesat. فَهُمْ عَلٰٓى اٰثٰرِهِمْ يُهْرَعُوْنَ Fahum alā āṡārihim yuhraūna. Mereka tergesa-gesa mengikuti jejak nenek moyang mereka. وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ اَكْثَرُ الْاَوَّلِيْنَۙ Wa laqad ḍalla qablahum akṡarul-awwalīna. Sungguh, sebelum mereka kaum Quraisy, benar-benar telah sesat sebagian besar dari orang-orang yang dahulu. وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا فِيْهِمْ مُّنْذِرِيْنَ Wa laqad arsalnā fīhim munżirīna. Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul pemberi peringatan di kalangan mereka. فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِيْنَۙ Fanẓur kaifa kāna āqibatul-munżarīna. Maka, perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu, اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَ ࣖ Illā ibādallāhil-mukhlaṣīna. kecuali hamba-hamba Allah yang terpilih karena keikhlasannya. وَلَقَدْ نَادٰىنَا نُوْحٌ فَلَنِعْمَ الْمُجِيْبُوْنَۖ Wa laqad nādānā nūḥun falanimal-mujībūna. Sungguh, Nuh benar-benar telah berdoa kepada Kami dan sungguh, Kamilah sebaik-baik yang memperkenankan doa. وَنَجَّيْنٰهُ وَاَهْلَهٗ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيْمِۖ Wa najjaināhu wa ahlahū minal-karbil-aẓīmi. Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar. وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهٗ هُمُ الْبَاقِيْنَ Wa jaalnā żurriyyatahū humul-bāqīna. Kami menjadikan keturunannya orang-orang yang bertahan di bumi. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖ Wa taraknā alaihi fil-ākhirīna. Kami mengabadikan untuknya pujian pada orang-orang yang datang kemudian, سَلٰمٌ عَلٰى نُوْحٍ فِى الْعٰلَمِيْنَ Salāmun alā nūḥin fil-ālamīna. “Kesejahteraan Kami limpahkan atas Nuh di semesta alam.” اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ Innā każālika najzil-muḥsinīna. Sesungguhnya, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْنَ Innahū min ibādinal-mu'minīna. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang mukmin. ثُمَّ اَغْرَقْنَا الْاٰخَرِيْنَ Ṡumma agraqnal-ākharīna. Kemudian, Kami menenggelamkan yang lain. ۞ وَاِنَّ مِنْ شِيْعَتِهٖ لَاِبْرٰهِيْمَ ۘ Wa inna min syīatihī la'ibrāhīma. Sesungguhnya Ibrahim termasuk golongannya Nuh. اِذْ جَاۤءَ رَبَّهٗ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍۙ Iż jā'a rabbahū biqalbin salīmin. Ingatlah ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci, اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖ مَاذَا تَعْبُدُوْنَ ۚ Iż qāla li'abīhi wa qaumihī māżā tabudūna. ketika dia berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Apa yang kamu sembah itu? اَىِٕفْكًا اٰلِهَةً دُوْنَ اللّٰهِ تُرِيْدُوْنَۗ A'ifkan ālihatan dūnallāhi turīdūna. Apakah kamu menghendaki kebohongan dengan sesembahan selain Allah? فَمَا ظَنُّكُمْ بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ Famā ẓannukum birabbil-ālamīna. Maka, bagaimana anggapanmu terhadap Tuhan semesta alam?” فَنَظَرَ نَظْرَةً فِى النُّجُوْمِۙ Fa naẓara naẓratan fin-nujūmi. Lalu, dia Ibrahim memandang sekilas ke arah bintang-bintang, فَقَالَ اِنِّيْ سَقِيْمٌ Fa qāla innī saqīmun. kemudian dia berkata, “Sesungguhnya aku sakit.” فَتَوَلَّوْا عَنْهُ مُدْبِرِيْنَ Fa tawallau anhu mudbirīna. Mereka lalu berpaling darinya seraya meninggalkannya. فَرَاغَ اِلٰٓى اٰلِهَتِهِمْ فَقَالَ اَلَا تَأْكُلُوْنَۚ Farāga ilā ālihatihim faqāla alā ta'kulūna. Kemudian, dia langsung menuju ke berhala-berhala mereka secara diam-diam, lalu berkata, “Mengapa kamu tidak makan? مَا لَكُمْ لَا تَنْطِقُوْنَ Mā lakum lā tanṭiqūna. Mengapa kamu tidak menjawab?” فَرَاغَ عَلَيْهِمْ ضَرْبًا ۢبِالْيَمِيْنِ Farāga alaihim ḍarbam bil-yamīni. Dia lalu menghadap ke berhala-berhala itu sambil memukul dengan tangan kanan-nya. فَاَقْبَلُوْٓا اِلَيْهِ يَزِفُّوْنَ Fa aqbalū ilaihi yaziffūna. Kemudian, mereka kaumnya datang bergegas kepadanya. قَالَ اَتَعْبُدُوْنَ مَا تَنْحِتُوْنَۙ Qāla atabudūna mā tanḥitūna. Dia Ibrahim berkata, “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu? وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ Wallāhu khalaqakum wa mā tamalūna. Padahal Allahlah yang menciptakanmu dan apa yang kamu perbuat itu.” قَالُوا ابْنُوْا لَهٗ بُنْيَانًا فَاَلْقُوْهُ فِى الْجَحِيْمِ Qālubnū lahū bun-yānan fa'alqūhu fil-jaḥīmi. Mereka berkata, “Buatlah bangunan perapian untuk membakar-nya, lalu lemparkan dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.” فَاَرَادُوْا بِهٖ كَيْدًا فَجَعَلْنٰهُمُ الْاَسْفَلِيْنَ Fa arādū bihī kaidan fajaalnāhumul-asfalīna. Mereka bermaksud memperdayainya, namun Allah menyelamatkannya, lalu Kami menjadikan mereka orang-orang yang hina. وَقَالَ اِنِّيْ ذَاهِبٌ اِلٰى رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِ Wa qāla innī żāhibun ilā rabbī sayahdīni. Dia Ibrahim berkata, “Sesungguhnya aku akan pergi menghadap kepada Tuhanku. Dia akan memberiku petunjuk.” رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīna. Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku keturunan yang termasuk orang-orang saleh.” فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ Fa basysyarnāhu bigulāmin ḥalīmin. Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak Ismail yang sangat santun. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ Falammā balaga maahus-saya qāla yā bunayya innī arā fil-manāmi annī ażbaḥuka fanẓur māżā tarā, qāla yā abatifal mā tu'maru, satajidunī in syā'allāhu minaṣ-ṣābirīna. Ketika anak itu sampai pada umur ia sanggup bekerja bersamanya, ia Ibrahim berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia Ismail menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.” فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ Falammā aslamā wa tallahū lil-jabīni. Ketika keduanya telah berserah diri dan dia Ibrahim meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan untuk melaksanakan perintah Allah, وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ Wa nādaināhu ay yā ibrāhīmu. Kami memanggil dia, “Wahai Ibrahim, قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ Qad ṣaddaqtar-ru'yā, innā każālika najzil-muḥsinīna. sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ Inna hāżā lahuwal-balā'ul-mubīnu. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ Wa fadaināhu biżibḥin aẓīmin. Kami menebusnya dengan seekor hewan sembelihan yang besar. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖ Wa taraknā alaihi fil-ākhirīna. Kami mengabadikan untuknya pujian pada orang-orang yang datang kemudian, سَلٰمٌ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ Salāmun alā ibrāhīma. “Salam sejahtera atas Ibrahim.” كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ Każālika najzil-muḥsinīna. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْنَ Innahū min ibādinal-mu'minīna. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang mukmin. وَبَشَّرْنٰهُ بِاِسْحٰقَ نَبِيًّا مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ Wa basysyarnāhu bi'isḥāqa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīna. Kami telah memberinya kabar gembira tentang akan dilahirkannya Ishaq, seorang nabi yang termasuk orang-orang saleh. وَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلٰٓى اِسْحٰقَۗ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَّظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ مُبِيْنٌ ࣖ Wa bāraknā alaihi wa alā isḥāqa, wa min żurriyyatihimā muḥsinuw wa ẓālimul linafsihī mubīnun. Kami melimpahkan keberkahan kepadanya dan Ishaq. Sebagian keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada pula yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلٰى مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ ۚ Wa laqad manannā alā mūsā wa hārūna. Sungguh, Kami benar-benar telah melimpahkan nikmat kepada Musa dan Harun. وَنَجَّيْنٰهُمَا وَقَوْمَهُمَا مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيْمِۚ Wa najjaināhumā wa qaumahumā minal-karbil-aẓīmi. Kami telah menyelamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar. وَنَصَرْنٰهُمْ فَكَانُوْا هُمُ الْغٰلِبِيْنَۚ Wa naṣarnāhum fakānū humul-gālibīna. Kami telah menolong mereka sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang. وَاٰتَيْنٰهُمَا الْكِتٰبَ الْمُسْتَبِيْنَ ۚ Wa ātaināhumal-kitābal-mustabīna. Kami telah menganugerahkan kepada keduanya Kitab yang sangat jelas Taurat. وَهَدَيْنٰهُمَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۚ Wa hadaināhumaṣ-ṣirāṭal-mustaqīma. Kami telah membimbing keduanya ke jalan yang lurus. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِمَا فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖ Wa taraknā alaihimā fil-ākhirīna. Kami telah mengabadikan untuk keduanya pujian pada orang-orang yang datang kemudian, سَلٰمٌ عَلٰى مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ Salāmun alā mūsā wa hārūna. “Salam sejahtera atas Musa dan Harun.” اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ Innā każālika najzil-muḥsinīna. Sesungguhnya, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. اِنَّهُمَا مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْنَ Innahumā min ibādinal-mu'minīna. Sesungguhnya keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang mukmin. وَاِنَّ اِلْيَاسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۗ Wa inna ilyāsa laminal-mursalīna. Sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk para rasul. اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَلَا تَتَّقُوْنَ Iż qāla liqaumihī alā tattaqūna. Ingatlah ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu tidak bertakwa? اَتَدْعُوْنَ بَعْلًا وَّتَذَرُوْنَ اَحْسَنَ الْخٰلِقِيْنَۙ Atadūna balaw wa tażarūna aḥsanal-khāliqīna. Apakah kamu terus menyeru Bal dan meninggalkan sebaik-baik pencipta, اللّٰهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ اٰبَاۤىِٕكُمُ الْاَوَّلِيْنَ Allāha rabbakum wa rabba ābā'ikumul-awwalīna. Allah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?” فَكَذَّبُوْهُ فَاِنَّهُمْ لَمُحْضَرُوْنَۙ Fakażżabūhu fa'innahum lamuḥḍarūna. Mereka kemudian mendustakannya Ilyas. Sesungguhnya mereka akan diseret ke neraka, اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَ Illā ibādallāhil-mukhlaṣīna. kecuali hamba-hamba Allah yang terpilih karena keikhlasannya. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۙ Wa taraknā alaihi fil-ākhirīna. Kami mengabadikan untuknya pujian pada orang-orang yang datang kemudian, سَلٰمٌ عَلٰٓى اِلْ يَاسِيْنَ Salāmun alā ilyāsīna. “Salam sejahtera atas Ilyas dan kaumnya.” اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ Innā każālika najzil-muḥsinīna. Sesungguhnya, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْنَ Innahū min ibādinal-mu'minīna. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang mukmin. وَاِنَّ لُوْطًا لَّمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۗ Wa inna lūṭal laminal-mursalīna. Sesungguhnya Lut benar-benar termasuk para rasul. اِذْ نَجَّيْنٰهُ وَاَهْلَهٗٓ اَجْمَعِيْنَۙ Iż najjaināhu wa ahlahū ajmaīna. Ingatlah ketika Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya semua, اِلَّا عَجُوْزًا فِى الْغٰبِرِيْنَ Illā ajūzan fil-gābirīna. kecuali seorang perempuan tua istrinya yang termasuk golongan orang-orang kafir yang tertinggal. ثُمَّ دَمَّرْنَا الْاٰخَرِيْنَ Ṡumma dammarnal-ākharīna. Kemudian, Kami binasakan yang lain. وَاِنَّكُمْ لَتَمُرُّوْنَ عَلَيْهِمْ مُّصْبِحِيْنَۙ Wa innakum latamurrūna alaihim muṣbiḥīna. Sesungguhnya kamu penduduk Makkah benar-benar akan melintasi bekas-bekas kehancuran mereka pada waktu pagi وَبِالَّيْلِۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ࣖ Wa bil-laili, afalā taqilūna. dan waktu malam. Mengapa kamu tidak mengerti? وَاِنَّ يُوْنُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۗ Wa inna yūnusa laminal-mursalīna. Sesungguhnya Yunus benar-benar termasuk para rasul. اِذْ اَبَقَ اِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ Iż abaqa ilal-fulkil-masyḥūni. Ingatlah ketika dia berlari ke kapal yang penuh muatan, فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِيْنَۚ Fa sāhama fakāna minal-mudḥaḍīna. kemudian dia ikut diundi, maka dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. فَالْتَقَمَهُ الْحُوْتُ وَهُوَ مُلِيْمٌ Faltaqamahul-ḥūtu wa huwa mulīmun. Dia kemudian ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. فَلَوْلَآ اَنَّهٗ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِيْنَ ۙ Falau lā annahū kāna minal-musabbiḥīna. Seandainya dia bukan golongan orang yang banyak bertasbih kepada Allah, لَلَبِثَ فِيْ بَطْنِهٖٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَۚ Lalabiṡa fī baṭnihī ilā yaumi yubaṡūna. niscaya dia akan tetap tinggal di perutnya ikan sampai hari Kebangkitan. ۞ فَنَبَذْنٰهُ بِالْعَرَاۤءِ وَهُوَ سَقِيْمٌ ۚ Fa nabażnāhu bil-arā'i wa huwa saqīmun. Kami kemudian melemparkannya dari mulut ikan ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. وَاَنْۢبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّنْ يَّقْطِيْنٍۚ Wa ambatnā alaihi syajaratam miy yaqṭīnin. Kami kemudian menumbuhkan tanaman sejenis labu untuknya. وَاَرْسَلْنٰهُ اِلٰى مِائَةِ اَلْفٍ اَوْ يَزِيْدُوْنَۚ Wa arsalnāhu ilā mi'ati alfin au yazīdūna. Kami mengutusnya kepada seratus ribu orang atau lebih, فَاٰمَنُوْا فَمَتَّعْنٰهُمْ اِلٰى حِيْنٍ Fa'āmanū famattanāhum ilā ḥīnin. lalu mereka beriman. Maka, Kami menganugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu. فَاسْتَفْتِهِمْ اَلِرَبِّكَ الْبَنَاتُ وَلَهُمُ الْبَنُوْنَۚ Fastaftihim alirabbikal-banātu wa lahumul-banūna. Wahai Nabi Muhammad, tanyalah mereka orang-orang kafir Makkah, “Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan, sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki اَمْ خَلَقْنَا الْمَلٰۤىِٕكَةَ اِنَاثًا وَّهُمْ شٰهِدُوْنَ Am khalaqnal-malā'ikata ināṡaw wa hum syāhidūna. atau Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan, sedangkan mereka menyaksikan-nya?” اَلَآ اِنَّهُمْ مِّنْ اِفْكِهِمْ لَيَقُوْلُوْنَۙ Alā innahum min ifkihim layaqūlūna. Ingatlah, sesungguhnya mereka benar-benar mengatakan dengan kebohongan mereka, وَلَدَ اللّٰهُ ۙوَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَۙ Waladallāhu, wa innahum lakāżibūna. “Allah mempunyai anak.” Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. اَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِيْنَۗ Aṣṭafal-banāti alal-banīna. Apakah Dia Allah lebih memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki? مَا لَكُمْۗ كَيْفَ تَحْكُمُوْنَ Mā lakum, kaifa taḥkumūna. Apa yang telah terjadi pada kamu? Bagaimana kamu menetapkan-nya? اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَۚ Afalā tażakkarūna. Maka, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? اَمْ لَكُمْ سُلْطٰنٌ مُّبِيْنٌۙ Am lakum sulṭānum mubīnun. Ataukah kamu mempunyai bukti yang jelas? فَأْتُوْا بِكِتٰبِكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Fa'tū bikitābikum in kuntum ṣādiqīna. Kalau begitu, bawalah kitabmu jika kamu orang-orang yang benar. وَجَعَلُوْا بَيْنَهٗ وَبَيْنَ الْجِنَّةِ نَسَبًا ۗوَلَقَدْ عَلِمَتِ الْجِنَّةُ اِنَّهُمْ لَمُحْضَرُوْنَۙ Wa jaalū bainahū wa bainal-jinnati nasabān, wa laqad alimatil-jinnatu innahum lamuḥḍarūna. Mereka menjadikan hubungan nasab antara Dia dan jin. Sungguh, jin benar-benar telah mengetahui bahwa mereka kaum musyrik pasti akan diseret ke neraka, سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يَصِفُوْنَۙ Subḥānallāhi ammā yaṣifūna. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan, اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَ Illā ibādallāhil-mukhlaṣīna. kecuali hamba-hamba Allah yang terpilih karena keikhlasannya. فَاِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَۙ Fa'innakum wa mā tabudūna. Maka, sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah itu مَآ اَنْتُمْ عَلَيْهِ بِفٰتِنِيْنَۙ Mā antum alaihi bifātinīna. tidak akan dapat menyesatkan seseorang terhadap Allah, اِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيْمِ Illā man huwa ṣālil-jaḥīmi. kecuali orang yang akan masuk ke neraka Jahim. وَمَا مِنَّآ اِلَّا لَهٗ مَقَامٌ مَّعْلُوْمٌۙ Wa mā minnā illā lahū maqāmum malūmun. Malaikat berkata, “Tidak satu pun di antara kami, kecuali masing-masing mempunyai kedudukan tertentu. وَّاِنَّا لَنَحْنُ الصَّۤافُّوْنَۖ Wa innā lanaḥnuṣ-ṣāffūna. Sesungguhnya kamilah yang selalu teratur dalam barisan dalam melaksanakan perintah Allah. وَاِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُوْنَ Wa innā lanaḥnul-musabbiḥūna. Sesungguhnya kamilah yang benar-benar terus bertasbih kepada Allah.” وَاِنْ كَانُوْا لَيَقُوْلُوْنَۙ Wa in kānū layaqūlūna. Sesungguhnya mereka orang kafir Makkah benar-benar berkata, لَوْ اَنَّ عِنْدَنَا ذِكْرًا مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ Lau anna indanā żikram minal-awwalīna. “Seandainya di sisi kami ada sebuah kitab dari kitab-kitab yang diturunkan kepada orang-orang terdahulu, لَكُنَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَ Lakunnā ibādallāhil-mukhlaṣīna. niscaya kami akan menjadi hamba-hamba Allah yang terpilih. فَكَفَرُوْا بِهٖۚ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ Fa kafarū bihī, fasaufa yalamūna. Akan tetapi, ternyata mereka mengingkarinya Al-Qur’an. Maka, kelak mereka akan mengetahui akibat keingkarannya itu. وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِيْنَ ۖ Wa laqad sabaqat kalimatunā liibādinal-mursalīna. Sungguh, janji Kami benar-benar telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul. اِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُوْرُوْنَۖ Innahum lahumul-manṣūrūna. Sesungguhnya merekalah yang pasti akan mendapat pertolongan, وَاِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغٰلِبُوْنَ Wa inna jundanā lahumul-gālibūna. dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang. فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتّٰى حِيْنٍۙ Fatawalla anhum ḥattā ḥīnin. Maka, berpalinglah engkau Nabi Muhammad dari mereka sampai waktu tertentu! وَّاَبْصِرْهُمْۗ فَسَوْفَ يُبْصِرُوْنَ Wa abṣirhum, fa saufa yubṣirūna. Lihatlah mereka! Maka, kelak mereka akan melihat azab itu. اَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُوْنَ Afabiażābinā yastajilūna. Maka, apakah mereka meminta agar azab Kami disegerakan? فَاِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَاۤءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِيْنَ Fa iżā nazala bisāḥatihim fa sā'a ṣabāḥul-munżarīna. Apabila turun siksaan itu di halaman mereka, sangat buruklah pagi hari bagi orang-orang yang diperingatkan itu. وَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتّٰى حِيْنٍۙ Wa tawalla anhum ḥattā ḥīnin. Berpalinglah engkau Nabi Muhammad dari mereka sampai waktu tertentu. وَّاَبْصِرْۗ فَسَوْفَ يُبْصِرُوْنَ Wa abṣir, fasaufa yubṣirūna. Lihatlah mereka! Maka, kelak mereka akan melihat azab itu. سُبْحٰنَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَۚ Subḥāna rabbika rabbil-izzati ammā yaṣifūna. Mahasuci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan dari apa yang mereka sifatkan. وَسَلٰمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَۚ Wa salāmun alal-mursalīna. Selamat sejahtera bagi para rasul. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ Wal-ḥamdu lillāhi rabbil-ālamīna. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Latindan Terjemahan Indonesia Website Alquran Indonesia Online Cepat dan bisa Offline . AL-QURAN INDONESIA Theme Bookmarks Bacaan Terakhir Tentang As-Saff Satu Barisan | Madinah | 14 Ayat . Surah As-Saff memiliki arti Satu Barisan. Surah As-Saff diturunkan di Madinah. Surah ini berjumlah 14 Ayat. بِسْمِ اللَّهِ
37. QS. As-Saffat Barisan-Barisan 182 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالصّٰٓفّٰتِ صَفًّا Wassaaaffaati saffaa 1. Demi rombongan malaikat yang berbaris bersaf-saf, فَالزّٰجِرٰتِ زَجۡرًا Fazzaajiraati zajraa 2. demi rombongan yang mencegah dengan sungguh-sungguh, فَالتّٰلِيٰتِ ذِكۡرًا Fattaaliyaati Zikra 3. demi rombongan yang membacakan peringatan, اِنَّ اِلٰهَكُمۡ لَوَاحِدٌ Inna Illaahakum la Waahid 4. sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا وَرَبُّ الۡمَشَارِقِ Rabbus samaawaati wal ardi wa maa bainahumaa wa Rabbul mashaariq 5. Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbitnya matahari. اِنَّا زَيَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنۡيَا بِزِيۡنَةِ اۨلۡكَوَاكِبِۙ Innaa zaiyannas samaaa 'ad dunyaa biziinatinil kawaakib 6. Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia yang terdekat, dengan hiasan bintang-bintang. وَحِفۡظًا مِّنۡ كُلِّ شَيۡطٰنٍ مَّارِدٍ‌ۚ Wa hifzam min kulli Shaitaanim maarid 7. Dan Kami telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka, لَّا يَسَّمَّعُوۡنَ اِلَى الۡمَلَاِ الۡاَعۡلٰى وَيُقۡذَفُوۡنَ مِنۡ كُلِّ جَانِبٍۖ Laa yassamma 'uuna ilal mala il a'alaa wa yuqzafuuna min kulli jaanib 8. mereka setan-setan itu tidak dapat mendengar pembicaraan para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru, دُحُوۡرًا ۖ وَّلَهُمۡ عَذَابٌ وَّاصِبٌ Duhuuranw wa lahum 'azaabunw waasib 9. untuk mengusir mereka dan mereka akan mendapat azab yang kekal, اِلَّا مَنۡ خَطِفَ الۡخَطۡفَةَ فَاَتۡبَعَهٗ شِهَابٌ ثَاقِبٌ‏ Illaa man khatifal khatfata fa atba'ahuu shihaabun saaqib 10. kecuali setan yang mencuri pembicaraan; maka ia dikejar oleh bintang yang menyala. فَاسۡتَفۡتِهِمۡ اَهُمۡ اَشَدُّ خَلۡقًا اَمۡ مَّنۡ خَلَقۡنَاؕ اِنَّا خَلَقۡنٰهُمۡ مِّنۡ طِيۡنٍ لَّازِبٍ Fastaftihim ahum ashaddu khalqan am man khalaqnaa; innaa khalaqnaahum min tiinil laazib 11. Maka tanyakanlah kepada mereka musyrik Mekah, "Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. بَلۡ عَجِبۡتَ وَيَسۡخَرُوۡنَ Bal'ajibta wa yaskharuun 12. Bahkan engkau Muhammad menjadi heran terhadap keingkaran mereka dan mereka menghinakan engkau. وَاِذَا ذُكِّرُوۡا لَا يَذۡكُرُوۡنَ Wa izaa zukkiruu laa yazkuruun 13. Dan apabila mereka diberi peringatan, mereka tidak mengindahkannya. وَاِذَا رَاَوۡا اٰيَةً يَّسۡتَسۡخِرُوۡنَ Wa izaa ra aw Aayatinw yastaskhiruun 14. Dan apabila mereka melihat suatu tanda kebesaran Allah, mereka memperolok-olokkan. وَقَالُوۡۤا اِنۡ هٰذَاۤ اِلَّا سِحۡرٌ مُّبِيۡنٌ‌ Wa qooluuu in haazaa illaa sihrum mubiin 15. Dan mereka berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata. ءَاِذَا مِتۡنَا وَكُـنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبۡعُوۡثُوۡنَۙ 'A-izaa mitnaa wa kunnaa turaabanw wa 'izaaman 'ainnaa lamab'uusuun 16. Apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah benar kami akan dibangkitkan kembali? اَوَاٰبَآؤُنَا الۡاَوَّلُوۡنَؕ Awa aabaa'unal awwaluun 17. dan apakah nenek moyang kami yang telah terdahulu akan dibangkitkan pula?" قُلۡ نَعَمۡ وَاَنۡـتُمۡ دٰخِرُوۡنَ‌ۚ Qul na'am wa antum daakhiruun 18. Katakanlah Muhammad, "Ya, dan kamu akan terhina." فَاِنَّمَا هِىَ زَجۡرَةٌ وَّاحِدَةٌ فَاِذَا هُمۡ يَنۡظُرُوۡنَ Fa innamaa hiya zajra tunw waahidatun fa izaa hum yanzuruun 19. Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya. وَقَالُوۡا يٰوَيۡلَنَا هٰذَا يَوۡمُ الدِّيۡنِ Qa qooluu yaa wailanaa haazaa Yawmud-Diin 20. Dan mereka berkata, "Alangkah celaka kami! Kiranya inilah hari pembalasan itu."
SuratAs Saff. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. Sabbaḥa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), wa huwal-'azīzul-ḥakīm(u). بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ Sabbaḥa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi, wa huwal-azīzul-ḥakīmu. Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ Yā ayyuhal-lażīna āmanū lima taqūlūna mā lā tafalūna. Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ Kabura maqtan indallāhi an taqūlū mā lā tafalūna. Sangat besarlah kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ Innallāha yuḥibbul-lażīna yuqātilūna fī sabīlihī ṣaffan ka'annahum bun-yānum marṣūṣun. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan, seakan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun kukuh. وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ لِمَ تُؤْذُوْنَنِيْ وَقَدْ تَّعْلَمُوْنَ اَنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْۗ فَلَمَّا زَاغُوْٓا اَزَاغَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ Wa iż qāla mūsā liqaumihī yā qaumi lima tu'żūnanī wa qad talamūna annī rasūlullāhi ilaikum, falammā zāgū azāgallāhu qulūbahum, wallāhu lā yahdil-qaumal-fāsiqīna. Ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, mengapa kamu menyakitiku? Padahal, kamu sungguh mengetahui bahwa aku adalah utusan Allah kepadamu.” Maka, ketika mereka berpaling dari perintah Allah, Allah memalingkan hati mereka dari kebenaran. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ Wa iż qāla īsabnu maryama yā banī isrā'īla innī rasūlullāhi ilaikum muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa mubasysyiram birasūliy ya'tī mim badismuhū aḥmadu, falammā jā'ahum bil-bayyināti qālū hāżā siḥrum mubīnun. Ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu untuk membenarkan kitab yang turun sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira tentang seorang utusan Allah yang akan datang setelahku yang namanya Ahmad Nabi Muhammad.” Akan tetapi, ketika utusan itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعٰىٓ اِلَى الْاِسْلَامِۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ Wa man aẓlamu mimmaniftarā alallāhil-każiba wa huwa yudā ilal-islāmi, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīna. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, padahal dia diseru kepada agama Islam? Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ Yurīdūna liyuṭfi'ū nūrallāhi bi'afwāhihim, wallāhu mutimmu nūrihī wa lau karihal-kāfirūna. Mereka hendak memadamkan cahaya agama Allah dengan mulut mereka, sedangkan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ࣖ Wa huwal-lażī arsala rasūlahū bil-hudā wa dīnil-ḥaqqi liyuẓhirahū alad-dīni kullihī, wa lau karihal-musyrikūna. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia mengunggulkannya atas semua agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ Yā ayyuhal-lażīna āmanū hal adullukum alā tijāratin tunjīkum min ażābin alīmin. Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۙ Tu'minūna billāhi wa rasūlihī wa tujāhidūna fī sabīlillāhi bi'amwālikum wa anfusikum, żālikum khairul lakum in kuntum talamūna. Caranya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُۙ Yagfir lakum żunūbakum wa yudkhilkum jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru wa masākina ṭayyibatan fī jannāti adnin, żālikal-fauzul-aẓīmu. Jika kamu beriman dan berjihad, niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah kemenangan yang agung. وَاُخْرٰى تُحِبُّوْنَهَاۗ نَصْرٌ مِّنَ اللّٰهِ وَفَتْحٌ قَرِيْبٌۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ Wa ukhrā tuḥibbūnahā, naṣrum minallāhi wa fatḥun qarībun, wa basysyiril-mu'minīna. Ada balasan lain yang kamu sukai, yaitu pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat waktunya. Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْٓا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗقَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ ۚفَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظٰهِرِيْنَ ࣖ Yā ayyuhal-lażīna āmanū kūnū anṣārallāhi kamā qāla īsabnu maryama lil-ḥawāriyyīna man anṣārī ilallāhi, qālal-ḥawāriyyūna naḥnu anṣārullāhi fa'āmanaṭ-ṭā'ifatum mim banī isrā'īla wa kafaraṭ-ṭā'ifahtun, fa'ayyadnal-lażīna āmanū alā aduwwihim fa'aṣbaḥū ẓāhirīna. Wahai orang-orang yang beriman, jadilah penolong-penolong agama Allah sebagaimana Isa putra Maryam berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, “Siapakah para penolongku menuju kepada pertolongan Allah?” Para pengikutnya yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong agama Allah.” Maka, segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan yang lain kufur. Lalu, Kami menguatkan orang-orang yang beriman menghadapi musuh-musuh mereka sehingga menjadi orang-orang yang menang. Quick Links Yasin Al Waqiah Al Kahfi Al Mulk Ar Rahman An Nasr Al Baqarah At Tin Al Fatihah An Nas An Naba Al Qariah . 392 241 317 249 8 344 349 267

surat as saffat latin